Jumat, 01 Juni 2012

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan menemukan sebuah planet di luar galaksi Bima Sakti, bukan hanya di luar tata surya. Selama ini, planet-planet asing di luar tata surya kita atau sering disebut planet ekstrasolar selalu ditemukan di dalam bagian galaksi Bima Sakti.

Namun, sebuah planet yang baru-baru ini terdeteksi diketahui berada di luar tepian galaksi yang mengorbit sebuah bintang yang tengah sekarat pada jarak 2000 tahun cahaya dari Bumi. Planet tersebut berukuran sedikit lebih besar dari Jupiter, planet terbesar di tata surya, dan sama-sama termasuk jenis planet gas panas.


"Penemuan ini sangat mengejutkan. Karena jaraknya yang sangat jauh, selama ini tidak ada planet-planet yang terdeteksi di galaksi lainnya," ujar Rainer Klement dari the Max Planck Institute of Astronomy, Kamis (18/11/2010). Lebih mengejutkan lagi, kepala ilmuwan yang menelitinya adalah astronom asal Indonesia yang bekerja di the Max Planck Institute, Johny Setiawan.
Johny Setiawan dan timnya berhasil mendeteksi lokasi bintang dan planet tersebut setelah memusatkan perhatian pada sebuah denyut gelombang di permukaan bintang akibat gaya gravitasi planet dan bintang yang sedang mengorbit. Mereka menggunakan teleskop yang dimiliki Laboratirum Selatan Eropa di Observatorum La Silla, Chile yang dibangun di ketinggian 2.400 meter dan terletak sekitar 600 kilometer utara ibukota Santiago.

Planet tersebut diberi nama HIP 13044 b. Sistem planet dan bintang tersebut diduga bagian dari arus helmi, sekelompok bintang yang tercerai-berai dari galaksi mini yang hancur setelah disedot galaksi Bima Sakti sekitar 6-9 miliar tahun lalu. Planet dan bintang tersebut juga diperkirakan tengah bergerak ke arah Bima Sakti sebelum melebur.

Bintang merah raksasa

Bintang yang dikelilingi planet HIP 13044 b termasuk jenis bintang merah raksasa yang sedang memasuki fase kehancurannya. Ukurannya menggembung menjadi sangat besar karena seluruh energi dari intinya telah dilepaskan hampir seluruhnya. Planet menjadi sangat panas karena mengorbit dekat sekali dengan bintang tersebut.

Selain mengorbit sangat dekat, bintang tersebut mengelilingi bintangnya dengan sangat cepat dengan periode 16 hari saja. Para ilmuwan pun memperkirakan umur planet tersebut tidak lama sebelum hancur menabrak bintangnya.

"Penemuan ini sangat menarik untuk melihat masa depan sistem tata surya kita, karena Matahari juga diperkirakan akan menjadi bintang merah raksasa lima miliar tahun lagi," ujar Johny. (kompasCom)