Minggu, 27 Oktober 2013

PERBEDAAN SIG MODERN DAN SIG KONVENSIONAL

Berikut ini beberapa perbedaan SIG modern dan SIG konvensional

SIG Modern
  1. Penyimpanan data menggunakan database digital yang baku dan terpadu
  2. Pemanggilan data menggunakan sistem komputer
  3. Pemutakhiran data membutuhkan biaya murah dan dilakukan secara sistematis
  4. Analisis overlay sangat cepat
  5. Analisis spasial dapat dilakukan dengan mudah 
  6. Penayangan murah dan cepat, bisa menggunakan sistem digital
SIG Konvensional
  1. Penyimpanan data menggunakan skala dan standar yang berbeda
  2. Pemanggilan data secara cek manual
  3. Pemutakhiran data membutuhkan biaya mahal dan waktu yang lama
  4. Analisis overlay membutuhkan banyak tenaga dan waktuyang lama
  5. Analisis spasial sangat rumit
  6. Membutuhkan banyak biaya untuk penayangan data
 

Sabtu, 17 Agustus 2013

MEMBUAT PETA LINGKUNGAN SEKITAR ATAU SEKOLAH

Peta yang biasa Anda lihat dan gunakan merupakan hasil pengukuran jarak dan arah pada daerah yang dipetakan. Agar Anda lebih memahami tentang peta, sebaiknya Anda untuk terjun langsung mempraktikannya walaupun masih dengan teknik dan alat yang sederhana. Anda bisa lakukan praktek pemetaan dengan membuat peta lingkungan sekitar atau peta sekolah. Alat yang bisa digunakan adalah kompas untuk pengukuran arah, meteran untuk pengukuran jarak, dan busur untuk menggambarkan arah hasil pengukuran di kertas.

1. Kompas dan cara penggunaannya

Kompas terdiri atas sebuah jarum yang satu ujungnya selalu menunjuk arah utara dan ujung satunya lagi menunjuk arah selatan. Arahkanlah kompas pada suatu objek dan geserlah ke objek lainnya. Apa yang terjadi dengan jarum kompas tersebut? Ya, jarum kompas ikut bergeser juga, bukan? Jarum kompas tersebut selalu menunjuk ke arah utara. Jika kompas digeser ke berbagai arah, maka jarum kompas akan selalu bergerak menuju ke arah utara.

Kompas juga terdiri atas piringan kompas yang di atasnya terdapat angka derajat (0 sampai 360 derajat). Piringan tersebut ikut bergerak seiring bergeraknya jarum kompas. Posisi suatu objek ditentukan dengan melihat angka derajat pada piringan kompas oleh suatu pointer (garis penunjuk). Jika pointer menunjukkan angka 270 derajat, maka posisi benda tersebut sebesar 270 derajat dari utara.

Jumat, 09 Agustus 2013

JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA

1. Tanah Vulkanis

a. Tanah Andosol

  • Proses terbentuknya : dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan
  • Ciri-ciri : warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara
  • Persebaran : Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi
andosol
andosol

b. Tanah Regosol

  • Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar
  • Ciri-ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa
  • Persebaran : di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara

c. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)

  • Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah
  • Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija
  • Persebaran : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan

TENAGA EKSOGEN

Eksogen, atau tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.

Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
  • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
  • Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
  • Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Perusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan. 

1.  Pelapukan 

Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  1. Sinar matahari
  2. Air
  3. Gletser
  4. reaksi kimiawi
  5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
Pelapukan Organis
Pelapukan Organis

Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

- pelapukan fisis atau mekanik

Pelapukan Mekanis
Pelapukan Mekanis
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi
  1. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.

Jumat, 24 Mei 2013

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan  penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)

Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:
  1. Kilap (luster)
  2. Warna (colour)
  3. Kekerasan (hardness)
  4. Cerat (streak)
  5. Belahan (cleavage)
  6. Pecahan (fracture)
  7. Bentuk (form)
  8. Berat Jenis (specific gravity)
  9. Sifat Dalam
  10. Kemagnetan
  11. Kelistrikan
  12. Daya Lebur Mineral

Sabtu, 27 April 2013

SAMUDERA

BEBERAPA DEFINISI

Apabila diamati dari ketinggian melalui satelit atau pesawat ruang angkasa, secara garis besar, permukaan Bumi terdiri dari 2 macam, yaitu yang berupa massa padat yang disebut sebagai Benua (continent, lithosphere) dan massa cair yang disebut Samudera (ocean, biosphere). Benua menyusun kira-kira sepertiga permukaan Bumi.

Benua (continent) dapat didefinisikan sebagai massa daratan yang sangat besar yang muncul dari permukaan samudera, termasuk bagian tepinya yang digenangi air dengan kedalaman air yang dangkal (kurang dari 200 meter). Berkaitan dengan massa air itu, ada juga beberapa kata yang sering dipergunakan untuk menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti cekungan samudera, laut, teluk atau estuari. Berikut ini adalah pengertian dari masing-masing kata tersebut. Samudera (ocean) dapat didefinisikan sebagai tubuh air asin yang sangat besar dan menerus yang dibatasi oleh benua.

Cekungan samudera (ocean basin) adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya dibatasi oleh benua. Laut (sea). Dalam penggunaan umum, kata laut (sea) dan samudera (ocean) sering dipakai bergantian sebagai sinonim. Di dalam oseanografi atau oseanologi, kedua kata itu memiliki perbedaan. Kata “laut” umumnya dipakai untuk menyebutkan kawasan perairan dangkal di tepi benua, seperti Laut Utara, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura; massa air yang terkurung dan memiliki hubungan yang terbatas dengan samudera, seperti Laut Tengah, dan Laut Baltik; atau kawasan laut yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, seperti Laut Merah, Laut Hitam, Laut Karibia, dan Laut Banda. Di samping itu, kata “laut”, kadang-kadang dipakai untuk menyebutkan nama danau seperti Laut Kaspi. Teluk (bay, gulf) adalah tubuh air yang relatif kecil yang tiga sisinya dibatasi oleh daratan. Teluk sering juga disebut sebagai Laut Setengah-tertutup (Semi-enclosed Sea). Estuari (estuary) adalah kawasan perairan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan massa air yang memiliki salinitas lebih rendah daripada air laut dan lebih tinggi daripada air tawar.

OSEANOGRAFI DAN OSEANOLOGI

Kata “Oseanografi” di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “Oceanography”, yang merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “ocean” dan “graphy” dari Bahasa Yunani atau “graphein” dari Bahasa Latin yang berarti “menulis”. Jadi, menurut arti katanya, Oseanografi berarti menulis tentang laut.

Selain “Oseanografi” kita juga sering mendengar kata “Oseanologi”. Kata “Oseanologi” di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “Oceanology”, yang juga merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “ocean” dan “logia” dari Bahasa Yunani atau “legein” dari Bahasa Latin yang berarti “berbicara”. Dengan demikian, menurut arti katanya, Oseanologi berarti berbicara tentang laut.
 
Menurut Ingmanson dan Wallace (1973), akhiran “-grafi” mengandung arti suatu proses menggambarkan, mendeskripsikan, atau melaporkan seperti tersirat dalam kata “Biografi” dan “Geografi”. Akhiran “-ologi” mengandung arti sebagai suatu ilmu (science) atau cabang pengetahuan (knowlegde). Dengan demikian “Oseanologi” berarti ilmu atau studi tentang laut, sedang “Oseanografi” berati deskripsi tentang laut. Meskipun demikian, kedua kata itu sering dipakai dengan arti yang sama, yaitu berarti sebagai eksplorasi atau studi ilmiah tentang laut dan berbagai fenomenanya. Negara-negara Eropa Timur, China dan Rusia cenderung memakai kata Oseanologi, sedang negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung memakai kata Oseanografi.

Istilah “Hidrografi” yang berasal dari kata Bahasa Inggris “Hydrography” kadang-kadang digunakan secara keliru sebagai sinonim dari Oseanografi. Hidrografi terutama berkaitan dengan penggambaran garis pantai, topografi dasar laut, arus, dan pasang surut untuk penggunaan praktis dalam navigasi laut (Ingmanson dan Wallace, 1985). Oseanografi meliputi bidang ilmu yang lebih luas yang menggunakan prinsip-prinsip fisika, kimia, biologi, dan geologi dalam mempelajari laut secara keseluruhan.

GEOGRAFI PERTANIAN

Pengertian geografi pertanian dijelaskan oleh Singh dan Dhilon ( 1984 : 3 ),  yaitu bahwa geografi pertanian merupakan deskripsi tentang seni mengolah tanah dalam skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia.

Sedangkan Ibery (1985) mengungkapkan bahwa geografi pertanian merupakan usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas pertanian secara spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi. Geografi pertanian merupakan satu bidang yang mengkaji dan menguraikan perbedaan kawasan-kawasan yang diliputi oleh tanaman di permukaan bumi dan boleh dikatakan "ilmu pertanian permukaan bumi berubah, dengan segala keterkaitan alam, ekonomi, dan sosial yang terkait sebagaimana tercermin spasial ". Geografi pertanian merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi dan sosial dan alam yang saling berkaitan dan berkesinambungan. 

Jumat, 01 Maret 2013

OSN 2013

Tak terasa tinggal sebulan lagi OSN Tingkat Kabupaten/Kota akan digelar. Yang istimewa dari perhelatan OSN tahunan ini adalah dimasukkannya OSN Geografi sebagai salah satu cabang yang dilombakan dalam OSN 2013. INTERNATIONAL GEOGRAPHY OLYMPIAD (IGEO) adalah suatu ajang kompetisi tahunan tingkat internasional bidang studi geografi untuk pelajar yang berusia 16 s. d. 19 tahun. 
 
Dalam IGEO, terdapat tiga jenis tes yang akan menentukan penilaian. Tes-tes tersebut adalah tes tertulis (bobot 40%), tes praktek lapangan (bobot 40%), dan tes multimedia (bobot 20%). Komponen silabusnya terdiri dari 12 topik utama yang harus dipahami siswa secara menyeluruh dan komprehensif, dan 3 kemampuan khusus yang harus dimiliki siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal tes dengan baik dan benar.