Sabtu, 11 Februari 2012

ERUPSI GUNUNG API

Bahaya Gunung api adalah bahaya yang ditimbulkan oleh letusan/kegiatan gunung api, berupa benda padat, cair dan gas serta campuran di antaranya yang mengancam atau cenderung merusak dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda dalam tatanan (lingkungan) kehidupan manusia.
 Dampak letusan gunung api terhadap lingkungan

Dampak letusan gunungapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatif dan positif. Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsung dapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas beracun yang keluar dari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak langsung setelah erupsi berakhir, seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan berbagai macam penyakit akibat pencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas suatu gunungapi terhadap lingkungan adalah bahan galian mineral industri, energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, areal wisata alam, dan sebagai sumberdaya air.

Dampak letusan gunungapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatif dan positif. Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsung dapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas beracun yang keluar dari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak langsung setelah erupsi berakhir, seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan berbagai macam penyakit akibat pencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas suatu gunungapi terhadap lingkungan adalah bahan galian mineral industri, energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, areal wisata alam, dan sebagai sumberdaya air.
 
1.  Dampak Negatif:
  • Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas beracun).
  • Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemi gondok, kecebolan dsb.

2.  Dampak Positif :
  • Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain lain.
  • Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal gold).
  • Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
  • Mata air panas : pengobatan/terapi kesehatan.
  • Daerah wisata: keindahan alam
  • Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
  • Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.

Bahaya gunung api

1.  Awan panas
  • Awan Panas : Kecepatan sekitar 60 – 145 km/jam, suhu tinggi sekitar 2000 – 800oC, jarak dapat mencapai 10 km atau lebih dari pusat erupsi, sehingga dapat menghancurkan bangunan, menumbangkan pohon-pohon besar (pohon-pohon dapat tercabut dengan akarnya atau dapat terpotong pangkalnya).
  • Awan panas “Block and Ash Flow” arahnya mengikuti lembah; sedangkan awan panas “Surge” pelamparannya lebih luas dapat menutupi morfologi yang ada di lereng gunung api sehingga daerah yang rusak/hancur lebih luas

2.  Guguran Longsoran Lava
Guguran atau longsoran lava pijar pada erupsi efusif, sumbernya berasal dari kubah lava atau aliran lava. Longsoran kubah lava dapat mencapai jutaan meter kubik sehingga dapat menimbulkan bahaya. Guguran kubah lava dapat membentuk awan panas. Contoh : G. Merapi – Jawa Tengah, G. Semeru – Jawa Timur. Jatuhan Piroklastik; Lemparan Bom yang di sebabkan oleh erupsi eksplosif dapat merusak/menghancurkan, menimbulkan korban manusia, menimbulkan kebakaran (hutan atau bangunan). Jarak lemparan batu tergantung dari tenaga dan sifat erupsinya, G. Agung (1963) mencapai 7 km (kebakaran rumah), G. Semeru (1962–1963) mencapai 4 km (kebakaran hutan), G. Krakatau 1883 mencapai 10 km. Hujan abu dapat menyebabkan runtuhnya bangunan, udara gelap, jalan licin, mengganggu penerbangan, rusaknya tanaman, mengganggu kesehatan (mata, pernapasan).

3.  Lontaran Batuan Pijar
Pecahan batuan gunungapi, berupa bom atau bongkah batu gunungapi yang dilontarkan saat gunungapi meletus. Dapat menyebar kesegala arah. Dapat menyebabkan kebakaran hutan, bangunan dan kematian manusia, termasuk hewan. Cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari bahaya ini adalah menjauhi daerah yang akan terlanda lontaran batu (pijar).

4.  Hujan Abu
Hujan material jatuhan yang terdiri dari material lepas berukuran butir lempung sampai pasir. Dapat menyebabkan kerusakan hutan dan lahan pertanian. Dapat meninggikan keasaman air. Dapat menyebabkan sakit mata dan saluran pernapasan. Pada saat hujan abu sebaiknya orang berlindung dibawah bangunan yang kuat serta memakai kacamata dan masker. Atap bangunan yang tertutup endapan abu harus segera dibersihkan.


5.  Aliran Lava
Karena suhunya yang tinggi (7000C – 1200oC), volume lava yang besar, berat, sehingga aliran lava mempunyai daya perusak yang besar, dapat menghancurkan dan membakar apa yang dilandanya.

6.  Lahar:
Kecepatan aliran lava sangat lamban antara 5–300 meter/hari, Kecepatannya tergantung dari viskositas dan kemiringan lereng. Manusia dapat menghindar untuk menyelamatkan diri. Lahar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, lahar letusan dan lahar hujan (Gambar 6.8). Lahar letusan disebut juga lahar primer, sedangkan lahar hujan disebut juga lahar sekunder. Aliran lahar mempunyai berat jenis yang besar (2–2,5), dapat mengangkut berbagai macam ukuran, sehingga laliran lahar ini mempunyai daya perusak yang sangat besar dan sangat berbahaya terutama pada daerah aliran yang cukup miring atau landai. Bangunan beton seperti jembatan dapat dihancurkan dalam sekejap mata.
  • Lahar letusan : Lahar ini terjadi akibat letusan eksplosif pada gunungapi yang mempunyai danau kawah.Luas daerah yang dilanda oleh lahar letusan tergantung kepada volum air didalam kawah dan kondisi morfolog di sekitar kawah.Makin besar volum air di dalam kawah dan makin luas dataran daerah sekitarnya, maka makin jauh dan makin luas pula penyebaran laharnya.
  • Lahar hujan : Lahar hujan : lahar yang terbentuk akibat hujan. Bisa terjadi segera setelah gunungapi meletus atau setelah lama meletus. Faktor yang menentukan besar kecilnya lahar hujan adalah volume air hujan (curah hujan) yang turun diatas daerah endapan abu gunungapi dan volume endapan gunungapi yang mengandung abu sebagai sumber material pembentuk lahar. Di G. Merapi, curah hujan 70 mm/jam selama 3 jam mengakibatkan terjadinya lahar. Contoh lahar hujan yang terkenal adalah: G. Semeru, G. Merapi, G. Agung, juga G. Galunggung.
Penanggulangan bahaya erupsi gunung api

Erupsi gunung api merupakan proses alam dan sampai saat ini belum dapat dicegah, sehingga untuk menekan terjadinya korban dan kerugian harta benda perlu diadakan upaya penanggulangan bencana. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan bencana geologi yang disebabkan oleh erupsi gunung api, yaitu :
  • Melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap gunungapi aktif.
  • Dengan melakukan pengamatan dan pemantauan yang terus menerus, maka diharapkan dapat dipelajari tingkah laku dan aktifitas semua gunung api aktif yang ada sehingga usaha perkiraan erupsi dan bahaya gunungapi akan tepat dan cepat. Penyampaian informasi dalam rangka pengamanan penduduk dari kawasan rawan bencana dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga korban bisa dihindarkan.
  • Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunung api:
  • Untuk mengetahui dan menentukan kawasan rawan bencana gunungapi, tempat-tempat yang aman jika terjadi letusan, tempat pengungsian, alur pengungsian, puskesmas. Sehingga pada saat terjadi peningkatan aktifitas /letusan, kita sudah siap dengan peta operasional lapangan.
  • Mengosongkan kawasan rawan bencana III
  • Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana III harus dikosongkan dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini sering terlanda oleh produk letusan gunung api (lava, awan panas, jatuhan piroklastika)
  • Melakukan usaha preventif
  • Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara membuat tanggul penangkis, tanggul–tanggul untuk mengurangi kecepatan lahar, serta mengurangi volume air di kawah (Kelud, Galunggung).