Jumat, 24 Februari 2012

SKALA MOHS

Skala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral dengan jalan membandingkannya dengan mineral lain. Skala Mohs ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Jerman, Friedrich Mohs pada tahun 1812. Pada waktu itu, sang geologis membagi kekerasan suatu mineral menjadi 10 tingkatan, dengan jalan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan yang diukur, dan/atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang diukur. Maka terciptalah skala Mohs yang kita gunakan sekarang.

Skala kekerasan mineral Mohs didasarkan pada kemampuan satu sampel materi alami untuk menggores materi yang lain. Sampel materi yang digunakan Mohs adalah semua mineral. Mineral adalah zat murni yang ditemukan di alam sekitar. Batuan teruat dari satu atau beberapa mineral.Sebagai zat alami terkeras yang pernah ada ketika skala ini dibuat, intan ditempatkan di puncak skala. Kekerasan bahan diukur terhadap skala ini dengan menemukan bahan terkeras yang dapat menggores suatu bahan lunak atau sebaliknya. Misalnya, jika beberapa bahan mampu digores oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai 4 dan 5.
Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum (9) dua kali lebih keras daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras dari pada korundum.

Urutan Skala Mohs adalah sebagai berikut :

1. Talc (Mg3Si4O10(OH)2)
Merupakan sustansi berbentuk bedak.Talc memiliki bentuk kristal monoklin. Memiliki belahan sempurna dan non – elastis tetapi fleksibel. Talc sangatlah lembut dan nersifat sectile (dapat dipotong dengan pisau). Talc dapat tergores oleh kuku dan memiliki berat jenis 2,5 – 2,8. Talc tidak larut dalam air tapi agak kenyal jika dimasukan larutan asam.warnanya berkisar dari putih ke abu-abuan atau kehijau-hijauan. Talc memiliki goresan (streak) berwarna putih. Mineral ini banyak ditemukan pada batuan Soapstone pada batuan metamorf.
 
TAMBAHAN
  • Bersifat silikat
  • Kilap Mutiara (pearly luster)
  • Cerat berwarna putih
  • Pecahan tidak rata (uneven)
  • Belahan sempurna (perfect)


2. Gypsum (CaSO4·2H2O)
Mineral ini memiliki sistem kristal monoklin dengan belahan sempurna dan 2 arah. Jika gypsum tidak dikotori oleh chronophores (mineral pengotor) maka warnanya adalah putih. Bentuk mineral gypsum umumnya prismatik. gypsum itu concoidal maka saat pecah akan berbentuk seperti gelas yang pecah. berat jenis gypsum antara 2,31 – 2,33, gypsum memiliki gores berwarna putih dan kilaunya adalah vitreous untuk sutera, mutiara dan lilin.

TAMBAHAN
  • Bersifat sulfat
  • Kilap Kaca (vitreous luster)
  • Cerat berwarna putih
  • Pecahan (splintery)
  • Belahan sempurna (perfect)


3. Calcite (CaCO3)
Calcite adalah mineral karbonat paling stabil. Sistem kristalnya trigonal. Calcite memiliki belahan sempurna dan 3 arah belah. Kilaunya vitreous untuk mutiara dan sutera, warna goresnya putih. Jika ia dimasukkan dalam larutan asam maka ia akan larut.

TAMBAHAN
  • Bersifat karbonat
  • Kilap Kaca (vitreous luster)
  • Cerat berwarna putih
  • Pecahan (concoidal)
  • Belahan sempurna (perfect)


4. Fluorite (CaF2)
Mineral ini termasuk mineral Halida dengan ditandai unsur F dalam unsur kimianya. sistem kristalnya adalah isometric. Sebenarnya mineral ini tidak berwarna(colourless) namun selalu terlihat berwarna akibat pengotor yang mengenainya. Kilapnya vitreous luster(kilap kaca), pecahannya conchoidal, ceratnya putih dan belahannya sempurna


5. Apatite (Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,F-))
Mineral ini termasuk dalam kelompok mineral fosfat. Apaptite biasa berbentuk tabular, prismatik. Apatite memiliki sistem kristal hexagonal. Belahannya tidak jelas, dan jika pecah akan membentuk concoidal. Warna apatite transparan tergantung pengotor, warna goresnya putih. Berat jenisnya 3,16-3,22


6. Felspar (KAlSi3O8)
Felspar merupakan mineral paling melimpah di bumi. Felspar memiliki warna asli merah muda, putih, abu, coklat. Ia memiliki sistem kristal trinklin atau monoklin. Kilapnya kaca.

 TAMBAHAN
  • Bersifat silikat
  • Kilap Kaca (vitreous luster)
  • Pecahan tidak rata (uneven)
  • Belahan tidak sempurna (district)


7. Quartz (SiO2)
Quartz merupakan mineral terbanyak kedua setelah felspar yang ada di bumi kita ini. Quartz memiliki belahan tidak jelas dengan sistem kristal Hexagonal. Jika pecah ia membentuk pecahan concoidal. Warna gores nya putih dan kilau quartz adalah vitreous lilin yang membosankan jika sudah besar.Quartz memiliki berat jenis 2,65; 2,59-2,63


8. Topaz (Al2SiO4(OH-,F-)2)
Topaz termasuk dalam golongan mineral silika. Topaz memiliki sistem kristal Orthorombik. Belahan sempurna dan memiliki pecahan concoidal. Jika kita gores Topaz maka akan nampak warna putih. Topaz memiliki berat jenis 3,49-3,57.


9. Corundum (Al2O3)
Corundum masuk pada kelompok mineral Oksida. Sistem kristal Corundum ialah trigonal. Pecahan Corundum concoidal, goresnya putih, berat jenis 3,95-4,10


10. Diamond (C)
Mineral ini adalah Native mineral. Sistem krital diamond adalah isometrik dan hexagonal. Jika kita menggores diamond maka ia tetap tanpa warna. Berat jenisnya adalah. 3,52 ± 0,01. Diamond merupakan mineral terkuat, terkompak yang pernah ditemukan. Maka mineral ini sering dimanfaatkan sebagai mata bor yang tentunya sangat mahal.
Diamond juga sering dimanfaatkan sebagai perhiasan karena keindahannya yang mempesona.


Itulah kesepuluh mineral dalam Skala Mohs. Semoga bermanfaat.