Ujian Nasional
(UN) merupakan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berbagai polemik yang
berkepanjangan mengenai Ujian Nasional di Indonesia tampak baik bagi
demokrasi di negeri ini. Tapi satu hal yang jangan terlupa bahwa siswa
peserta UN jangan sampai dibuat ragu atau takut tentang kepastian Ujian
Nasional sebagai sarana untuk mengukur kemampuan mereka di bangku
sekolahnya.
Perdebatan
mengenai penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2012 telah berakhir.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Mohammad Nuh
mengungkapkan bahwa. “Tak ada lagi perdebatan soal UN perlu atau
tidak. UN akan tetap dilaksanakan, tetapi dengan beberapa perubahan
dalam mekanisme pelaksanaanya agar lebih baik,” kata Mendikbud Mohammad
Nuh kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (30/11).
Prof. DR. Fasli Jalal yang menjabat Wakil Mendiknas
dalam pidatonya saat membuka Lokakarya Manajemen Penyelenggaraan Ujian
Nasional 2012, menyatakan bahwa Ujian Nasional akan tetap
dilaksanakann karena sudah didukung oleh presiden dan menteri.
Dilain pihak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas, Khairil Anwar,
menyatakan kebijakan UN tidak akan berubah. Dan sepengetahuannya belum
ada arahan dari Mendiknas untuk melakukan perubahan kebijakan UN.
“Kebijakan
UN sebagai penentu kelulusan tidak akan berubah dengan porsi 60:40,
namun secara teknis akan terus disempurnakan. Dan juga akan kita kaji
mengenai tingkat kesulitan soal, distribusi dan pengamanannya,” tutur
Khairil.
Selanjutnya Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, ada empat hal penting sebagai fokus utama agar pelaksanaan UN dapat berjalan dengan baik dan kredibel. Pertama,
menjaga keamanan dan kerahasiaan naskah soal UN agar tidak bocor.
Seperti tahun sebelumnya, naskah soal dibuat dalam 5 naskah soal yang
berbeda-beda. Selain itu, akan dibuat kode rahasia di masing-masing
soal yang menjelaskan nama percetakan dan kode wilayahnya.
“Bentuknya seperti barcode yang berisi data masing-masing
percetakan. Sehingga jika naskah itu bocor bisa ketahuan dari percetakan
mana,” ujarnya.
Kedua,
pihaknya harus mengupayakan agar tepat waktu, baik dari sisi
distribusi soal, ketepatan jumlah naskah dan ketepatan naskah yang akan
diujikan.
Ketiga,
kata Nuh, jaminan kelancaran pada saat pelaksanaannya. Para pengawas
harus menjalankan tugasnya dengan baik sehingga terjadi proses ujian
yang murni. Tak ada lagi guru yang memberi jawaban kepada para siswanya
seperti terjadi pada tahun lalu.
Dan yang Keempat,
dijelaskan Nuh, meningkatkan sistem evaluasinya. Karena proporsi
kelulusan UN menggunakan 60 berbanding 40, maka harus dipastikan nilai
sekolah benar-benar murni hasil dari siswa yang bersangkutan.
“Jika keempat dasar itu dilaksanakan maka UN akan berjalan lebih
baik. Karena kelulusan UN tetap ditentukan oleh satuan pendidikan yang
didasarkan atas hasil ujian sekolah, kelakuan anak baik, dan hasil UN,”
ucap Nuh menandaskan.
Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kemendikbud, Khairil Anwar Notodisaputro menjelaskan,
pemberian kisi-kisi soal UN 2012 akan diberikan ke sekolah pada akhir
tahun 2011 ini. Hal itu dilakukan untuk membantu sekolah dan para siswa
lebih siap menghadapi UN tahun depan.
Permendiknas No. 51 Tahun 2011 tentang UN, Kisi-kisi Soal UN, Jadwal UN selengkapnya, Tanya Jawab UN 2012 dan Presentasi Sosialisasi UN 2012 dapat didownload di samping.