Di bulan Juni ini, ada peristiwa astronomi yang istimewa, yaitu Gerhana Bulan Total (GBT) yang akan terlihat di daerah Indonesia Bagian Barat (WIB) sekitar pukul 01.30 di hari Kamis, 16 Juni 2011 dan berakhir sekitar pukul 05.00 atau sekitar sholat subuh. Gerhana Bulan Total berikutnya terjadi tanggal 10 Desember 2011 dan lagi-lagi Indonesia berada di posisi yang beruntung untuk mengamati GBT Total ini. Jadi di tahun 2011 ini, kita dapat mengamati 2 kali Gerhana Bulan Total.
Ketika GBT tanggal 16 Juni 2011 terjadi (gerhana umbra), posisi bulan cukup tinggi, yaitu sekitar 60 derajat dari daerah Barat Daya di sekitar jam 01.30 (Bulan sedang turun ke Barat Daya), dan berakhir dengan posisi ketinggian sekitar 13 derajat dari Barat Daya di sekitar pukul 05.00 subuh. Tentu posisi Bulan seperti ini sangat baik untuk diamati, apalagi jika kita dapat mengambil gambar proses ini, pati sangat mengasyikkan. Menikmati fenomena alam yang satu ini tidak perlu menggunakan teropong, juga tidak perlu memakai filter apapun. Cukup pakai mata telanjang, atau binokuler dan kamera untuk mengabadikannya.
Sambil menunggu Gerhana Bulan Total, Anda bisa menikmati planet Saturnus di langit malam (jika menggunakan teleskop akan lebih menarik), planet ini terbenam sekitar pukul 01.00, jadi setelah menikmati Saturnus langsung menikmati GBT setengah jam berikutnya. Sekitar pukul 03.00, sambil menikmati GBT, Jupiter mulai nampak di ufuk timur, kemudian berturut-turut planet-planet yang lain bermunculan di bawah Jupiter. Pukul 04.00 Mars yang muncul, kemudian pukul 04.45 Venus menampakkan dirinya. Sayangnya Merkurius tidak akan bisa diamati, karena terbitnya setelah Matahari terbit. Langit mulai terang secara perlahan-lahan sejak kemunculan Venus (mulai masuk ke fajar astronomis), sampai benar-benar terang setelah 05.30 (waktu dimulainya fajar sipil).
Sambil menunggu Gerhana Bulan Total, Anda bisa menikmati planet Saturnus di langit malam (jika menggunakan teleskop akan lebih menarik), planet ini terbenam sekitar pukul 01.00, jadi setelah menikmati Saturnus langsung menikmati GBT setengah jam berikutnya. Sekitar pukul 03.00, sambil menikmati GBT, Jupiter mulai nampak di ufuk timur, kemudian berturut-turut planet-planet yang lain bermunculan di bawah Jupiter. Pukul 04.00 Mars yang muncul, kemudian pukul 04.45 Venus menampakkan dirinya. Sayangnya Merkurius tidak akan bisa diamati, karena terbitnya setelah Matahari terbit. Langit mulai terang secara perlahan-lahan sejak kemunculan Venus (mulai masuk ke fajar astronomis), sampai benar-benar terang setelah 05.30 (waktu dimulainya fajar sipil).
Yang perlu anda persiapkan adalah kemampuan untuk begadang, kopi sama cemilan atau mie instan dan tentu saja kamera foto + tripodnya. Menurut saran dari para ahli, dalam memfoto gerhana bulan gunakan foto dengan hanya satu frame foto saja, yang difoto berkali-kali dengan rentang waktu tertentu dan yang pasti posisi kamera foto tidak boleh digeser sedikitpun, nanti hasilnya bisa menjadi seperti ini nih...
Dengan memperkirakan lintasan Bulan (bisa dicek 1 atau 2 hari sebelumnya) maka bisa dipilih satu lokasi yang bisa memberikan latar belakang yang spektakuler, misalnya di antara pohon-pohon seperti gambar di atas, atau di antara dua gedung, dll. Lama eksposure foto bisa dipilih yang di atas 5 detik dan di bawah 40 detik (lagi-lagi menurut para ahlinya), jika di atas 40 detik maka akan terlihat goresan yang kabur, sebab Bumi berputar pada porosnya dan benda langit terlihat bergerak di frame foto.
Jika Anda cukup ahli untuk mengolah foto menggunakan komputer, maka anda bisa mengambil satu demi satu foto gerhana, gunakan perbesaran yang lebih besar dan anda bisa gabungkan melalui komputer, hasilnya tentu juga sangat menakjubkan seperti gambar di bawah ini
Jika Anda cukup ahli untuk mengolah foto menggunakan komputer, maka anda bisa mengambil satu demi satu foto gerhana, gunakan perbesaran yang lebih besar dan anda bisa gabungkan melalui komputer, hasilnya tentu juga sangat menakjubkan seperti gambar di bawah ini
Mengapa bulan berwarna merah/coklat saat GBT?
Warna ini disebabkan oleh lewatnya cahaya matahari melalui atmosfer Bumi. Bagian yang mengalami serapan atau hamburan adalah sinar warna biru (karena itu langit tampak warna biru), sehingga ketika cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, yang tertinggal adalah cahaya warna merah yang bisa saja mencapai Bulan meskipun sedang posisi gerhana karena sudah mengalami pembiasan (cahayanya dibelokkan). Oleh sebab itulah cahaya Bulan saat gerhana total memiliki warna merah, tetapi hal ini juga dipengaruhi oleh banyaknya debu di atmosfer Bumi. Jika debu sedang banyak (misalnya ada peristiwa gunung meletus), maka bulan akan tampak sangat gelap. Skala kecerlangan Bulan saat gerhana bulan total dinamakan skala Danjon, yaitu sbb :
L = 0 Gerhana sangat gelap. Bulan hampir tak terlihat, terutama pada gerhana umbra.
L = 1 Gerhana gelap. Warnanya abu-abu atau kecoklatan, sulit membedakan detil Bulan.
L = 2 Gerhana Merah gelap, atau gerhana berwarna karat. Di pusat umbra sangat gelap, sedangkan di
pinggirannya relatif cerah.
L = 3 Gerhana berwarna batu bata merah.
L = 4 Gerhana yang sangat cerah, berwarna merah tembaga atau oranye.
Penentuan skala Danjon dilakukan dalam pengamatan langsung pada saat Gerhana Bulan Total terjadi.
Di bawah ini adalah rincian gerhana dari situsnya NASA tentang gerhana Bulan ini :