Sistem Isometrik
Sistem Isometrik adalah
sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga dimensi. Sistem ini
tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut
potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari berbagai
sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang membuatnya
lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat pada
struktur tiga dimensinya yang sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama
untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya,
sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a1 = a2 = a3,
yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3.
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain
(90˚).
Sistem Isometrik memiliki
perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga
ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Sudut
antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o,
sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2
= 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap
sumbu –a2. Perhatikan gambar sistem kristal Isometrik dibawah ini :
Tipe kristal ini memeiliki tiga sumbu yang
saling berpotongan membentuk sudut siku – siku, dan ketiganya memiliki panjang
yang sama. Pirit (Fe2S3, salah satu mineral besi)
dan Kristal Halit (NaCl, garam) merupakan contoh
dari kristal yang berbentuk isometrik, contoh lain dari sistem kristal
isometrik adalah seperti; Gold, Diamond,
Sphalerite, Galena, Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan
lain-lain.
1.
Kelas Tetratoidal
·
Kelas
: Ke-28, Simetri : 2 3
·
Elemen
Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua.
·
Garis
Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
·
Sudut
: Ketiga-tiganya 90o
·
Bentuk
Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal
dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
·
Mineral
yang Umum : Changcengit, Korderoit,
Gersdorffit, Langbeinit, Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit,
dan lain-lain.
2.
Kelas Hexoctahedral
·
Kelas
: Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
·
Elemen
Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan
empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan sumbu putar dua, dengan
sembilan bidang utama dan satu pusat.
·
Garis
Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
·
Sudut
: Ketiga-tiganya 90o
·
Bentuk
Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-kadang
trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
·
Mineral
yang Umum : Flurit, Galena, Intan,
Tembaga, Besi, Timah, Platina, Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit,
Murdosit, Piroklor, kelompok Garnet,
sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain.
3.
Kelas Hextetrahedral
·
Kelas
: Ke-31, Simetri : 4bar 3/m
·
Elemen
Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar empat, dan enam
bidang kaca.
·
Sumbu
Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
·
Sudut
: Ketiga-tiganya 90o
·
Bentuk
Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan hekstetrahedron
serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.
·
Mineral
yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit,
Hauyne, Lazurit, Rhodizit, dan lain-lain.
4.
Kelas Diploidal
·
Kelas
: Ke-29, Simetri : 2/m 3bar
·
Elemen
Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan tiga
bidang kaca dan satu pusat.
·
Garis
Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
·
Sudut
: Ketiga-tiganya 90o
·
Bentuk
Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik dodecahedron,
trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.
·
Mineral
yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit,
Haurit, Penrosit, Tychit, Laurit, dan lain-lain
5.
Kelas Giroid
·
Kelas
: Ke-30, Simetri : 4 3 2
·
Elemen
Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat sumbu putar tiga, dan enam
sumbu putar dua
·
Garis
Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
·
Sudut
: Ketiga-tiganya 90o
·
Bentuk
Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang jarang
trisoctahedron dan tetraheksahedron.
·
Mineral
yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal
Amoniak.
Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi
luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa
ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah
terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga
dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang
sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan
sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini
berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut
120˚ terhadap sumbu γ.
Pada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b
: c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu
b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai
bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ;
dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚
terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
1.
Trigonal piramid
2.
Trigonal Trapezohedral
·
Kelas : ke-12
·
Simetri : 3 2
·
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3
sumbu putar dua.
3.
Ditrigonal Piramid
·
Kelas : ke-11
·
Simetri : 3m
·
Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3
bidang simetri
4.
Ditrigonal Skalenohedral
·
Kelas : ke-13
·
Simetri : 3bar 2/m
·
Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3
bidang putar dua, 3 bidang simetri
5.
Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem
kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan cinabar(Mondadori,
Arlondo. 1977)
Sistem
Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini
mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1
dan a2 mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a1 = a2 ≠ c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi
tidak sama dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ =
90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan
γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3
: 6. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik
garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut
antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o,
sedangan sudut antara a1 dengan –a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu –a2. Perhatikan gambar sistem
kristal Tetragonal dibawah ini :
Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu
horisontal yang bersudut 90 derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang
dibandingkan dengan dua lainnya) tegak lurus terhadap bidang antara dua sumbu
yang sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu membentuk sudut
siku-siku atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah
sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh
dari sitem kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal
Tetragonal adalah seperti; Anatase,
Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite, Cassiterite,
Stannite, Cahnite, dan lain-lain.
Sistem
Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas, yaitu :
1. Ditetragonal Dipyramidal
·
Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar
empat, sumbu putar dua, lima sumbu simetri.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal
dipiramid, ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.
·
Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-Torbernit, Xenotime,
Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit,
Casiterit dan lain-lain.
2. Kelas Tetragonal Trapezohedral
·
Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar
empat, dua sumbu putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar
lain.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron,
ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
·
Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.
3. Kelas Ditetragonal Pyramidal
·
Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat
dan empat bidang simetri.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal
prism, tetragonal prism, tetragonal pyramid, dan pedion.
·
Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit, dan Routhierit.
4. Kelas Tetragonal Scalahedral
·
Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar
empat, dan dua sumbu putar dua, dan dua bidang simetri.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron,
disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan
pinakoid.
·
Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit
termasuk Akermanit, Hardistonit, Melilit,
Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.
5. Kelas Tetragonal Dipyramidal
·
Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat
dan satu bidang simetri.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal
prism, dan pinakoid.
·
Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit, Meta-Zeunerit,
Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.
6. Kelas Tetragonal Disphenoidal
·
Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar
empat.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal,
tetragonal prism, dan pinakoid.
·
Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang jarang
seperti Krookesit, Meliphanit,
Schreibersit, dan Vincentit.
7. Kelas Tetragonal Pyramidal
·
Kelas : Ke-21, Simetri : 4
·
Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar
empat.
·
Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya
sama, dengan satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua
sumbu lainnya.
·
Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o
·
Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal
prism, dan pedion.
·
Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit,
Piypit dan Richelit.
Sistem Monoklin
Monoklin
artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus
terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c
yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α
dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada
yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β
saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).
a ≠ b≠ c
sudut antara b
dan c = 90
sudut antara a
dan b = 90
sudut antara a
dan c ≠ 90
sudut antara a
dan –b = 45
a : b : c =
sembarang
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini.
Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.
Sistem
Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:
1.
Sfenoid
·
Kelas :
ke-4
·
Simetri
: 2
·
Elemen
Simetri : 1 sumbu putar
2. Doma
·
Kelas :
ke-3
·
Simetri
: m
·
Elemen
Simetri : 1 bidang simetri
3. Prisma
·
Kelas :
ke-5
·
Simetri
: 2/m
·
Elemen
Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan
tegak lurus
Beberapa
contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
SISTEM KRISTAL TRIKLIN
Sistem ini mempunyai 3
sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian
juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya,
sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c ,
yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini
berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya.
Pada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya
pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 45˚ ; bˉ^c+= 80˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ dan bˉ
membentuk sudut 80˚ terhadap c+.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
Pedial
§ Kelas : ke-1
§ Simetri : 1
§ Elemen Simetri : hanya
sebuah pusat
Pinakoidal
§ Kelas : ke-2
§ Simetri : 1bar
§ Elemen Simetri : hanya
sebuah pusat
Tipe kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu
yang tidak sama yang saling berpotongan pada sisi miringnya. Felspar-Albit
(sebuah silikat natrium dan aluminium) merupakan contoh dari mineral
dengan sistem kristal triklin.
Sistem ini mempunyai 3
sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian
juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. System kristal Triklin
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan
juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system
ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Beberapa contoh mineral
dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite,
kaolinite, microcline dan anortoclase, kyanit, oligoclase, thodonit, pherthite,
pectolite, amblygonute (Pellant, chris. 1992).
SISTEM KRISTAL ORTOROMBIK
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu : ortorombik
sederhana, body center (berpusat badan) (yang ditunjukkan atom dengan
warna merah), berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru),
dan berpusat muka pada dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau). Panjang rusuk dari sistem kristal ortorombik ini
berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu
sebesar 90°.
Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang
saling tegak lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai
panjag yang berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a,
b, dan c denga parameter sumbu a
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL
Sistem ini
mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu
sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda,
dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi
sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α
dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Pada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1
: 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai
bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ;
dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚
terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi
7:
Hexagonal Piramid
·
Kelas : ke-14
·
Simetri : 6
·
Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar
enam.
Hexagonal Bipramid
·
Kelas : ke-16
·
Simetri : 6/m
·
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1
bidang simetri
Dihexagonal Piramid
·
Kelas : ke-18
·
Simetri : 6 m m
·
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6
bidang simetri
Dihexagonal Bipiramid
·
Kelas : ke-20
·
Simetri : 6/m 2/m 2/m
·
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6
sumbu putar dua, 7 bidang simetri masing-masing berpotongan tegak lurus
terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu pusat
Trigonal Bipiramid
·
Kelas : ke-1
·
Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
·
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1
bidang simetri
Ditrigonal Bipiramid
·
Kelas : ke-17
·
Simetri : 6bar 2m
·
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3
sumbu putar dua, dan 4 bidang simetri
Hexagonal Trapezohedral
·
Kelas : ke-19
·
Simetri : 6 2 2
·
Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6
sumbu putar dua
Beberapa contoh mineral dengan
sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite,
dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977).