Bulan Maret ini diperkirakan akan terjadi penampakan bulan terbesar (diperkirakan 6 kali lebih besar) dari penampakan biasanya. Ukuran bulan yang tampak lebih besar ini dinamakan supermoon. Penampakan bulan seperti ini bukanlah hal yang baru. Hal ini pernah terjadi sebelumnya yaitu pada tahun 1955, 1974, 1992 dan 2005.
Sebagian orang percaya bahwa fenomena supermoon ini sebagai awal dari suatu bencana besar. Secara kebetulan hal ini mungkin telah terjadi, sebagai contoh adalah peristiwa tsunami di Aceh pada tahun 2005.
Peristiwa tsunami di Aceh memang terjadi dua minggu sebelum peristiwa supermoon. Namun secara ilmiah, hal tersebut tidak dapat dibuktikan. Karena fenomena seperti itu tidak berkaitan dengan terjadinya bencana besar. Suatu bencana terjadi karena kehendak dari yang maha kuasa.
Supermoon dapat terjadi karena bulan berada pada titik terdekatnya dengan bumi (perigee). Hal ini berkaitan dengan hukum Keppler yang mengatakan bahwa lintasan benda langit berbentuk elips, sehingga pada suatu waktu sebuah benda langit yang mengorbit terhadap pusatnya akan berada pada titik terdekat. dalam hal ini bulan mengorbit bumi, sehingga titik terdekat bulan disebut perigee. Sementara titik terjauh bulan dengan bumi disebut apogee.
Dampak yang dapat terasa langsung dari peristiwa supermoon mungkin hanyalah naiknya permukaan air laut atau pasang naik air laut. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh gaya gravitasi bulan. Semoga pasang laut ini tidak merendam sebagian wilayah rendah yang ada di Indonesia.