Rabu, 27 Oktober 2010

MBAH MARIDJAN AKAN DIMAKAMKAN DI SIDOREJO
Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan dan korban lain letusan gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta, Kamis, pukul 10.00 WIB, akan dimakamkan secara massal di Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkriman, Kabupaten Sleman.
Sebelum dikubur secara massal, jumlah korban yang totalnya mencapai 29 orang terlebih dahulu akan dishalatkan di masjid yang terletak di Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta.



Sultan Hamengku Buwono X menegaskan tidak ada pemakaman khusus bagi "abdi dalem" keraton, seperti Mbah Maridjan yang meninggal terkena awan panas Gunung Merapi.

"Tidak ada pemakaman khusus untuk `abdi dalem` Mbah Maridjan dan rencananya hari ini dimakamkan bersama-sama jenazah korban meninggal lainnya," kata Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Selasa (27/10) petang sebanyak 29 orang dengan dua jenazah sudah diambil keluarganya dari Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta

Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho mengatakan ada empat korban luka bakar, pada Rabu (27/10) meninggal dunia di rumah sakit ini.

Keempat korban luka bakar yang meninggal dunia tersebut adalah Ny Pujo (68) warga Umbulharjo yang mengalami luka bakar 70 persen, Bapak Muji (50) warga Sleman yang mengalami luka bakar 89 persen, Bapak Mursiyam (45) warga Pelemsari yang mengalami luka bakar 80 persen, dan Tarno (60) warga Kinahrejo yang mengalami luka bakar 72 persen.

Sebelumnya, 25 nama korban yang meninggal dunia adalah, 1. Sardjiman (L) Kepuharjo, 2. Puji Sarono (P) Pelemsari, 3. Sarno Utomo (L) Pelemsari, 4. Tarno (L) Kinahrejo, 5. Yanto Utomo (L) Kinahrejo, 6. Wahono Suketi (L) Pelemsari, 7. Iwan Nur Cholik (L) Kinahrejo, 8. Sipon (P) Kinahrejo, 9. Yuniawan (L) Cibinong dan sudah diambil keluarganya, 10. Tutur (L) PMI Bantul dan sudah diambil keluarganya.

11. Mr. X (L) alamat belum diketahui, 12. Miss X bayi (P) alamat belum diketahui, 13. Korban belum teridentifikasi jenis kelamin dan alamat, 14. Mrs X (P) Kinahrejo, 15. Imam (P) Kinahrejo, 16. Samidi (L) Kinahrejo, 17. Nyemi (P) Kinahrejo, 18. Bayi Ny Emi (P) Kinahrejo, 19. Andri (L) Kinahrejo, 20. Imam (L) Kinahrejo, 21. Mr X (L) ditemukan di rumah Bapak Cipto, 22. Mr X (L) merupakan keluarga Bapak Nardi dan yang menemukan adalah Bapak Bardiman, 23. Ny Sarworejo (P) Kinahrejo, 24. Wiyono (L) Kinahrejo, 25. Slamet Ngatiran alias Gomet (L) Kinahrejo.

Sebanyak 10 jenazah yang berada di Instalasi Kedokteran Forensik Dr Sardjito telah diambil oleh pihak keluarga, yaitu Tarno Miharjo, Yanto Utomo, Slamet Ngatiran, Yuniawan, Tutur, Wahono Suketi, Imam Nur Cholik, Ibu Pujo, bayi Nurul, dan Andriyanto.
MERAPI MELETUS

Akhirnya setelah sehari sebelumnya dinaikkan statusnya menjadi Awas Merapi, gunung berapi teraktif di dunia tersebut memuntahkan material panas dari puncak gunung yang mengakibatkan musibah bencana alam yang sangat berbahaya bagi penduduk sekitar lereng Gunung Merapi. Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Sleman tersebut meletus pada Selasa (26/10/2010) sekitar pukul 17.02 WIB dan mengakibatkan kerusakan yang luar biasa sampai radius 4 km ke arah selatan. Walaupun sudah diantisipasi sebelumnya, tetapi masih saja terdapat banyak korban nyawa melayang akibat meletusnya Gunung Merapi.


Sampai saat ini sudah banyak korban nyawa melayang akibat keganasan material panas atau sering disebut dengan ‘wedhus gembel’ yang berasal dari puncak Gunung Merapi. Tak kurang lebih dari 25 nyawa telah melayang akibat tersengat hawa panasnya bisa melebihi 500 derajat celcius tersebut. Bangunan-bangunan yang berada di sekitar radius 4 km di selatan Gunung Merapi juga rusak parah dan tertutup abu vulkanik yang sangat tebal.
Musibah kali ini nampaknya lebih parah bila dibandingkan tahun 2006 lalu. Tahun 2006 lalu korban meninggal akibat meletusnya gunung merapi yaitu 2 orang relawan. Relawan tersebut terjebak di dalam bunker yang akhirnya tak sanggup menahan panasnya material merapi yang menutupi bunker tersebut. Akhirnya mereka berdua tewas di dalam bunker tanpa bisa berbuat apa-apa.
Pada letusan kemarin, awan panas Merapi terjadi selama kurang lebih 20 menit. Hal ini tentu saja lebih lama dibandingkan tahun 2006 yang cuma sekitar 7 menit. Dengan makin bertambahnya lama waktu letusan tersebut, tentu saja kerusakan yang diakibatkan oleh Gunung Merapi yang meletus lebih parah. Desa Kinahrejo yang berada sekitar 4 km di selatan Merapi pun bagaikan kota mati karena hampir semua infrastruktur rumah dan bangunan tempat ibadah rusak semua.
Mari kita semua mendoakan saudara kita yang terkena bencana Tsunami Mentawai dan juga Merapi Meletus agar mereka diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Amiin.
KEMDIKNAS BELUM BUAT KEPUTUSAN TERKAIT UN 2011

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Nasional belum membuat keputusan terkait bentuk pelaksanaan ujian nasional (UN) 2011 serta standar kelulusan yang direkomendasikan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan karena masih akan bertemu dengan panitia kerja UN Komisi X DPR RI.

"Sebaiknya kita menunggu hasil pertemuan dengan Panja UN Komisi X DPR RI yang berlangsung dalam waktu dekat. Namun dari hasil lokakarya tentang standar kelulusan UN pekan lalu, kesimpulannya satu pendapat, yaitu UN tetap ada tahun depan," kata Mendiknas Mohammad Nuh dalam jumpa pers tentang rapor Kemdiknas selama setahun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II di Jakarta, Selasa (19/10) malam.

Ia mengatakan, bentuk UN 2011 masih digodok pemerintah dan DPR. Karenanya, sampai saat ini juga belum ada keputusan tentang metode pelaksanaan UN yang akan diterapkan pada 2011.

"Metode evaluasi masih menunggu hasil rapat kerja dengan Komisi X DPR, 25 Oktober 2010 mendatang. Agenda rapat kerja tersebut adalah membahas UN. Panja UN dan Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) juga membahas konsep UN nanti," katanya.

Namun demikian, menurut Mohamamad Nuh perubahan yang sudah valid mengenai UN hanya pada metodologi UN. Sementara mengenai evaluasi UN, masih dalam proses penyelesaian.

"Intervensi yang dilakukan Kemdiknas terhadap 100 kabupaten sudah selesai 100 persen.Intervensi yang dilakukan terhadap 100 kabupaten tersebut adalah pemberian bantuan sebesar Rp1 miliar untuk masing-masing kabupaten. Intinya, yang terpenting saat ini adalah semua pihak setuju untuk tetap menggelar UN," katanya.

Sementara itu terkait dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010, Mendiknas meminta perguruan tinggi negeri (PTN) tetap mandiri dalam keuangan. Namun demikian, perguruan tinggi negeri diminta tidak mengandalkan perolehan dana dari biaya kuliah mahasiswa.

Ia menyatakan, pemerintah akan mengembangkan cara baru dalam memberikan bantuan ke PTN. Kampus didorong untuk menekan pendapatan dari uang kuliah mahasiswa.

"Kampus yang bisa mendapatkan pemasukan yang tinggi dengan memanfaatkan riset, misalnya, akan mendapat insentif dari APBN. Dengan demikian, sumber dana PTN itu mestinya dari usaha kampus, seperti memanfaatkan riset dan dana dari pemerintah.

Di bagian lain, Mendiknas menjelaskan sejumlah program Kemdiknas yang sudah melampaui target adalah penyediaan internet bagi 17.500 sekolah di seluruh Indonesia.

Sementara, salah satu pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Kemdiknas adalah mempersempit disparitas kesempatan belajar siswa di tiap satuan pendidikan. Di tingkat sekolah dasar (SD), dari 31,05 juta siswa, sekira 1,7 persennya putus sekolah dan 18,4 persen tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Pada satuan sekolah menengah pertama (SMP), dari jumlah 12,69 juta siswa, 1,9 persen putus sekolah, dan 30,1 persen di antaranya tidak dapat melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas (SMA).

Pada tingkat SMA, jumlah siswa putus sekolah mencapai 4,6 persen dari total 9,11 juta siswa. Pada tingkat SMA juga terjadi jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (PT) sangat tinggi, yaitu sebanyak 59,8 persen.

Sementara, saat ini tercatat 4,66 juta mahasiswa. Dari jumlah ini, 6,31 persennya merupakan mahasiswa dari kalangan ekonomi miskin.

"Data ini menunjukkan, sampai saat ini pameo `orang miskin dilarang sekolah`, memang benar-benar terjadi. Karena itu, pemerintah harus menjemput bola, mencari para siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah untuk diberi bantuan, katanya.

Pemerintah tidak membiarkan anak-anak miskin berjuang sendirian, tetapi harus ada afirmasi dan campur tangan pemerintah, antara lain melalui berbagai skema beasiswa bidik misi dan bantuan operasional sekolah (BOS), tambahnya. (*)
Sumber: AntaraMataram.com

Sabtu, 28 Agustus 2010

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sebaran Flora dan Fauna


Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup. Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
a. Faktor Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup.
Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.
b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.
d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati

3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang
menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung secara berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan- lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.

b. Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media optimal bagi pertumbuhan tanaman.

c. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

d. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.

Sumber : Geografi Membuka Cakrawala Dunia Kelas XI, Bambang Utoyo

PENGERTIAN BIOSFER


Makhluk hidup merupakan salah satu komponen penghuni geosfer. Selain manusia, makhluk hidup yang menempati Planet Bumi adalah hewan (fauna) dan tumbuhan (flora). Hewan maupun tumbuhan ada yang hidup di daratan dan di perairan, baik pada kawasan air tawar ataupun di air laut. Namun, tidak seluruh permukaan bumi dapat menjadi tempat hidup bagi organisme. Mengapa? Karena berhubungan erat dengan berbagai persyaratan hidup, faktor pendukung, dan faktor penghambat bagi kelangsungan hidup organisme itu sendiri. Wilayah-wilayah di permukaan bumi yang sesuai untuk lingkungan hidup organisme dikenal dengan istilah biosfer. Secara umum, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biocycle, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biocycle air asin (berkadar garam atau laut). Selain biosfer dan biocycle, dalam studi makhluk hidup kita juga dikenal istilah ekosistem dan bioma.


Tokoh yang kali pertama mengenalkan istilah ekosistem adalah ahli biologi berkebangsaan Inggris bernama A. Tansley (1935). Menurutnya, ekosistem merupakan suatu sistem yang meliputi komponen tumbuh-tumbuhan, hewan, serta lingkungan fisik sebagai tempat hidupnya. Komponen-komponen tersebut senantiasa berinteraksi dan saling memengaruhi antara satu dan lainnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Misalnya, fungsi utama tumbuhan yaitu sebagai produsen dalam memproduksi bahan-bahan makanan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup konsumen (hewan dan manusia).
Secara terperinci, Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen antara lain sebagai berikut.
• Komponen biotik, terdiri atas:
1) tumbuhan sebagai produsen;
2) hewan sebagai konsumen, meliputi:
a) herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan;
b) karnivora, yaitu hewan pemakan daging;
c) omnivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan dan daging;
d) bakteri dan jamur sebagai pengurai
• Komponen abiotik, meliputi iklim dan bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat dalam batuan, tanah, air, dan udara. Beberapa contohnya, antara lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondi oksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.
Menurut Charles Kendrich, istilah bioma dapat diartikan sebagai unit-unit geografis besar yang perbedaannya didasarkan atas tipe-tipe klimaks atau vegetasi dominan (tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang. Pada umumnya, sistem penamaan bioma didasarkan atas vegetasi utama yang mendominasi suatu wilayah di bawah pengaruh iklim. Contoh penamaan bioma antara lain bioma hutan hujan tropik, sabana, stepa (padang rumput), tundra, dan taiga.
Ciri-ciri umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut.
1. Bioma merupakan komunitas klimaks, artinya pada wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan tersebut, seperti hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan konifer), atau padang rumput.
2. Bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut (biota).
3. Bioma merupakan komunitas (satuan kehidupan) yang cukup mantap dalam periode jangka waktu yang lama, kecuali terjadi suatu kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas. Misalnya, bencana alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan akibat ulah manusia.
4. Suatu jenis bioma dapat mudah dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utamanya (vegetasi klimaks).
5. Bioma pada umumnya menempati wilayah yang luas.

DUNIA TUMBUHAN (FLORA)


Tumbuhan yang menutupi permukaan bumi jenisnya beranekaragam, mulai dari tumbuhan mikro yang hanya memiliki satu sel, seperti alga, rerumputan, pohon-pohon perdu, sampai tumbuhan raksasa, seperti redwood yang dapat Anda temui di Amerika Serikat atau Rafflesia arnoldi yang dijumpai di wilayah Bengkulu. Berbagai jenis flora ini tersebar dari wilayah iklim tropis sampai iklim kutub.
Mengingat jumlah spesies tumbuhan yang tersebar di muka bumi ini jumlah dan jenisnya sangat beragam, untuk memudahkan dalam mempelajarinya para ahli biologi mengklasifikasikan ke dalam lima kelompok besar, yaitu sebagai berikut.

a. Schizophyta (tumbuhan bersel satu). Misalnya, alga biru, alga hijau, dan bakteri.
b. Thallophyta (tumbuhan jenis talas-talasan). Misalnya, jamur dan ganggang hijau.
c. Pteridophyta (tumbuhan jenis paku-pakuan). Misalnya, paku ekor kuda, semangi, paku air, dan suplir.
d. Bryophyta (tumbuhan jenis lumut). Misalnya, lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.
e. Spermatophyta (tumbuhan berbiji), terdiri atas:
1) tumbuhan biji terbuka, seperti pakis haji dan cemara;
2) tumbuhan biji tertutup, seperti jenis bunga-bungaan dan buah-buahan.
Tumbuh-tumbuhan tersebut tersebar di tiga biocycle atau lingkungan muka bumi, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (wilayah perairan darat), dan biocycle air asin (wilayah laut).
a. Biocycle Darat
Tumbuhan yang menutupi wilayah darat sangat bervariasi, baik ragam maupun jumlahnya. Wilayahnya tersebar mulai dari zona pantai sampai ke pegunungan, mulai dari kawasan khatulistiwa sampai wilayah kutub.

1) Hutan
Lingkungan ekologi hutan terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim (hutan decidius), hutan hujan daerah sedang, hutan berdaun jarum (hutan konifer), dan hutan berkayu keras.
a) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis tersebar di wilayah-wilayah sekitar ekuator atau khatulistiwa, yaitu sekitar lintang 10°LU–10°LS, dengan rata-rata suhu terdingin di atas 18°C dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Ciri khas vegetasi hutan hujan tropis adalah hutan belantara dengan jenis tumbuhan yang sangat bervariasi (hutan heterogen) dengan tingkat kerapatan tinggi sehingga sinar matahari tidak dapat menembus ke permukaan tanah.
Menurut penelitian para ahli botani, jenis flora yang terdapat di kawasan hutan hujan tropis diperkirakan mencapai 3.000 spesies bahkan lebih. Ciri lain hutan hujan tropis adalah banyak dijumpai tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain (flora epifit), seperti jamur (cendawan), lumut, anggrek, dan rotan. Tumbuhan epifit ini merupakan indikasi bahwa tingkat
kelembapan di daerah tersebut tinggi.
Daerah penyebaran hutan hujan tropis di muka bumi, antara lain di sebagian wilayah Indonesia terutama di Pulau Sumatra, sebagian Jawa, Kalimantan, dan Papua, wilayah dataran rendah Amazon (Brazil), sebagian besar Amerika Tengah, wilayah Afrika sekitar khatulistiwa, seperti Zaire, Congo, Gabon, Nigeria, dan Kenya.
b) Hutan Musim
Hutan musim terdapat pada wilayah-wilayah yang memiliki pergantian musim kemarau dan penghujan sangat jelas, serta periode musim kemarau yang relatif panjang. Pada musim kemarau vegetasi hutan musim umumnya akan menggugurkan daun (meranggas). Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat penguapan yang tinggi. Contoh jenis tumbuhan meranggas adalah jati. Di samping menggugurkan daun, ciri khas lain dari hutan musim adalah kawasan hutan lebih didominasi oleh satu jenis tumbuhan utama (hutan homogen).
c) Hutan Hujan Daerah Sedang
Hutan hujan daerah sedang terdapat di daerah-daerah pantai sebelah barat zona lintang 35°–55° baik di belahan bumi utara maupun selatan, wilayah kepulauan antara lintang 25°–40° baik utara maupun selatan, sepanjang perbatasan bagian timur benua, dan wilayah dataran tinggi zona iklim ekuatorial dan tropis. Beberapa jenis flora khas yang banyak dijumpai di kawasan ini, antara lain pakis, agathis, palem, bambu, dan belukar.
d) Hutan Rontok Daerah Sedang
Daerah persebaran hutan rontok daerah sedang meliputi sebagian besar wilayah Amerika Utara dan Eropa Barat. Hal ini dikarenakan di wilayah ini pengaruh iklim sangat ekstrim, di mana udara sangat dingin saat musim dingin dan relatif hangat dalam periode musim panas. Corak vegetasi yang menutupi sebagian besar lahan didominasi oleh jenis perdu (pohon kerdil) dan tumbuhan meranggas.
e) Hutan Berdaun Jarum
Hutan berdaun jarum (hutan konifer) terdapat di daerah-daerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub, seperti wilayah Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara terutama sekitar Siberia, serta wilayah-wilayah pegunungan tinggi kawasan tropis. Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di wilayah konifer antara lain pinus mercussi, cemara, larix, dan pohon sequoia (redwood). Redwood merupakan jenis pohon terbesar di dunia yang terdapat di California.
f) Hutan Evergreen
Jenis hutan ini terdapat di kawasan iklim mediteran, yaitu wilayah-wilayah pantai barat sekitar lintang 30°–40°. Karakter tumbuhan yang terdapat di wilayah ini adalah batang pohonnya tidak terlalu tinggi, tetapi kayunya sangat keras, seperti pohon zaitun dan oak.

2) Sabana
Sabana ditandai dengan jenis tumbuhan yang relatif tahan terhadap tingkat kelembapan dan kadar curah hujan rendah. Sabana banyak dijumpai di sebagian wilayah Nigeria, Tanzania, India, Australia, Kostarika, Brasil, sekitar Bali, dan sebagian Nusa Tenggara Barat. Formasi vegetasi sabana biasanya terdiri atas padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi maupun perdu.
Secara umum sabana dibedakan menjadi enam macam, yaitu
sebagai berikut.
a) Hutan Sabana. Jenis tumbuhannya terdiri atas rerumputan dan semak, serta pohon-pohon tegakan tinggi yang tumbuh secara jarang di antara semak tersebut. Contoh kawasan hutan sabana antara lain terdapat di Australia, dengan jenis tanaman tegakan tinggi khas, yaitu kayu putih (eucaliptus).
b) Belukar Tropis. Tumbuhan utamanya berupa jenis-jenis xerophyta, karena periode musim hujan yang pendek, namun intensitas curah hujannya relatif lebat, sedangkan periode musim keringnya cukup lama.
c) Sabana. Wilayah padang rumput yang diselingi dengan jenis tanaman tegakan tinggi, seperti akasia.
d) Sabana Semi Arid. Terdapat di daerah-daerah zona lintang tropis dan subtropis yang memiliki rata-rata jumlah curah hujan tahunan sedikit. Vegetasi yang terdapat di daerah semi arid antara lain semak-semak xerophyta.
e) Moor. Wilayah yang ditutupi oleh semak-semak dan rapat. Tumbuhan penutup tanah utama pada kawasan moor adalah belukar. Moor banyak terdapat di wilayah pantai barat zona iklim sedang.
f) Taiga. Wilayah yang ditutupi oleh pohon-pohon rendah dengan persebaran yang jarang. Taiga tersebar pada wilayah sekitar lingkaran kutub yang berbatasan dengan kawasan tundra.

3) Padang Rumput
Padang rumput merupakan biochore yang lebih kering jika dibandingkan dengan sabana. Wilayahnya terdiri atas hamparan padang rumput yang luas dan terkadang diselingi sedikit tanaman perdu. Vladimir Koppen menandai kawasan padang rumput dengan tipe iklim Bs (semi arid stepa). Berdasarkan lokasinya, padang rumput dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Praire, yaitu padang rumput tinggi yang luas tersebar di daerah zona lintang sedang dengan perbandingan tebal curah hujan relatif seimbang dengan tingkat penguapan. Praire tersebar di Argentina, sebagian Amerika Serikat, sebagian Australia, dan Hungaria.
b) Stepa hampir sama dengan praire hanya jenis rumputnya relatif lebih pendek dan terdapat sedikit semak belukar. Stepa merupakan kawasan peralihan antara wilayah iklim basah dan kering. Contoh kawasan stepa terdapat di Amerika Serikat, sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara Timur, Great Plains, sebagian Afrika Utara yang berbatasan dengan wilayah gurun, dan Australia.
c) Tundra, yaitu padang rumput yang terletak pada wilayah-wilayah lintang tinggi (perbatasan dengan kutub). Jenis tanaman yang banyak dijumpai di wilayah tundra adalah rumput-rumput
kerdil yang mampu bertahan terhadap suhu udara dingin
4) Gurun
Istilah gurun seringkali diidentikkan dengan kawasan padang pasir yang panas dan gersang. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar karena pada kenyataannya tidak semua gurun memiliki suhu udara panas. Definisi yang paling cocok untuk mendefinisikan gurun adalah kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat penguapan massa air ke atmosfer sehingga sangat jarang ditemui badan-badan air permukaan (sungai, danau, dan mata air) yang sifatnya permanen, kecuali di beberapa daerah cekungan oasis dan wadi.
Berdasarkan sifatnya, gurun dibedakan menjadi dua, yaitu gurun panas dan gurun dingin.
a) Gurun Panas
Gurun panas tersebar di wilayah-wilayah sekitar lintang 30°–35°, merupakan kawasan massa udara turun yang sifatnya panas dan kering sehingga banyak menyerap air di muka bumi. Wilayah persebaran gurun panas di muka bumi antara lain sebagai berikut.
(1) Di wilayah Asia, meliputi Gurun Gobi, Taklamakan, Rub Al Khali, dan Rub An Nefud.
(2) Di wilayah Afrika, meliputi Gurun Sinai, Chaad, Sahara, dan Kalahari.
(3) Di wilayah Amerika, seperti Gurun Sonora dan Attacama.
(4) Di wilayah Australia, yaitu Gurun Australia Besar
Jenis tumbuhan yang mendominasi wilayah gurun antara lain kaktus dan beberapa jenis rumput gurun. Selain itu, di beberapa wilayah oasis banyak dijumpai pohon kurma.
b) Gurun Dingin
Gurun dingin terdapat di sekitar kawasan lingkaran kutub utara. Wilayahnya senantiasa tertutup lapisan es abadi sehingga sangat sulit untuk ditumbuhi tanaman dan menjadi wilayah gersang. Jenis tumbuhan yang masih mampu bertahan adalah lumut dan rumput-rumput kerdil.
b. Biocycle Air Tawar
Biocycle air tawar terdiri atas lingkungan sungai, danau, kolam, rawa atau paya-paya. Contoh jenis tumbuhan yang menjadi komponen ekosistem air tawar antara lain, selada air, bunga teratai, dan eceng gondok. Selain itu, hidup beberapa jenis lumut dan ganggang.
c. Biocycle Air Asin
Biocycle air asin sebagian besar terbentang mulai dari zona pantai sampai wilayah perairan laut yang masih tertembus sinar matahari (zona fotik). Hal ini sangat berkaitan dengan proses fotosintesis tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari. Beberapa jenis flora yang hidup di lingkungan perairan laut, antara lain alga biru, alga merah, dan rumput laut. Adapun yang hidup di sekitar pantai, antara lain kelapa, pandan pantai, hutan bakau (mangrove), nipah, rumbia, dan beberapa jenis rerumputan khas pantai. Berikut ini disajikan perwilayahan biota air laut.
Sumber : Geografi, Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI, karangan Bambang Utoyo.

Kamis, 27 Mei 2010

Cara Membuat Tulisan Di Antara Dua Gambar

Membuat tulisan yang letaknya di antara dua gambar di kanan dan kiri tulisan di halaman posting WordPress sangatlah susah. Tidak hanya di WordPress, bahkan hampir di semua penyedia layanan blog baik gratis ataupun berbayar masih sangat susah.

Walaupun bisa, tetap saja letak antara tulisan dengan gambar tidak rapi. Kadang sewaktu kita mengedit pada halaman ‘Posting’ sudah terlihat rapi, namun waktu kita terbitkan entri dan kemudian kita pratinjau terlihat berantakan sekali.

Kita tidak akan bisa membuatnya rapi apabila kita tidak mengakalinya. Berikut saya berikan contohnya di bawah sebagai gambaran dalam membuat “tulisan di antara dua gambar”.

Berikut cara dan kodenya :
  1. Untuk itu anda klik menu [Posting] > [Entri Baru] untuk membuat tulisan/posting, kemudian copy kode pada mode ‘HTML’.
  2. Kalau sudah anda paste pada mode ‘HTML’, kemudian anda kembali ke mode ‘Visual’.
  3. Ganti text yang berwarna merah dengan alamat gambar anda dan pada “Tulis disini …“ ganti dengan text anda.
  4. Kalau sudah selesai klik [Save Draft] atau [Publish].










Dua tokoh kartun favorit saya adalah Goku dan lee, Sampai sekarangpun saya mengoleksi seluruh komik dan filmnya. Dan yang saya tunggu-tunggu adalah film Dragon Ball versi layar lebar.

Juknis Pemanfaatan TIK dalam Penilaian

A. Latar Belakang
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 berbunyi “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena tantangan yang lebih besar dengan adanya arus globalisasi di segala bidang kehidupan. Globalisasi sebagai dampak dari revolusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengakibatkan perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang paling cepat dirasakan adalah perubahan ekonomi dan pengetahuan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat digunakan dalam berbagai disiplin Ilmu, termasuk di dunia pendidikan. Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan saat ini sudah tidak bisa ditawar lagi karena telah menyatu dengan perkembangan setiap aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Demikian halnya guru sebagai tenaga profesional, harus mampu mengimbangi laju perubahan tersebut. Sikap yang harus direfleksikan oleh guru di antaranya melalui apresiasi, inovasi, dan kreasi untuk memanfaatkan TIK seperti yang dinyatakan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi Guru.
Berdasarkan hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/KTSP, ditemukan bahwa pemanfaatan TIK (baik hardware maupun software)oleh guru di satuan pendidikan masih amat terbatas. TIK lebih banyak dimanfaatkan terbatas pada fungsi administratif. Pemanfaatannya sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan penilaian masih belum tereksplorasi secara mendalam, apalagi pemanfaatan berbagai fasilitas dan aplikasi yang ada. Salah satunya belum optimal pemanfaatan Microsoft Excel (Ms excel)aplikasi bagian dari Microsoft Office dalam penilaian.
Sebagai respon atas temuan tersebut, maka dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan membantu guru dalam memanfaatkan secara maksimal TIK (khususnya Ms excel) dalam penilaian, Direktorat Pembinaan SMA menyusun ”Petunjuk Teknis PemanfaatanTIK dalam Penilaian di SMA”.

B. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan pemanfaatan TIK khususnya Ms Excel dalam penilaian sehingga guru mampu memanfaatkannya dalam penilaian menurut ketentuan dan mekanisme yang sesuai.

C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan pemanfaatan TIK dalam penilaian meliputi:
  1. Pembentukan tim kerja;
  2. Analisis kebutuhan dan identifikasi pemanfaatan TIK dalam penilaian;
  3. Penyusunan program pemanfaatan TIK dalam penilaian;
  4. Pelatihan pemanfaatan TIK (Ms Excel) dalam penilaian.
D. Unsur yang Terlibat
  1. Kepala Sekolah,
  2. Tim Kerja,
  3. Guru TIK, dan
  4. Guru/MGMP Sekolah.

E. Referensi
  1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 22 ayat (1) dan pasal 28 ayat 3;
  2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
  3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
  4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;
  5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru;
  6. SK Dirjen Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang LHBPD.

F. Pengertian dan Konsep
  1. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (PP Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 6);
  2. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (PP Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 11);
  3. Standar Kompetensi (SK) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester, standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara Nasional ( Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006);
  4. Kompetensi Dasar (KD) merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indaikator kompetensi ( Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006);
  5. Indikator Pencapaian Kompetensi adalah penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional (Panduan Penyusunan KTSP, BSNP , 2006);
  6. Teknologi Informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengolahan informasi. Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke perangkat lainnya;
  7. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan transfer/pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu;
  8. Ms Office adalah sebuah program aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mengolah kata, gambar, spreadsheet dll. yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS;
  9. Ms Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS;
  10. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya ( pengembangan silabus);
  11. Tim kerja adalah tim yang dibentuk oleh kepala sekolah untuk menyusun program pemanfaatan TIK dalam penilaian yang terdiri atas wakil kepala sekolah, guru, guru BK/konselor, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota;
  12. Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) adalah dokumen yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan muatan lokal. (Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional NOMOR : 12/C/KEP/TU/2008 pada Lampiran Penulisan LHB, Cara Pengisian LHBPD BAB II Butir A.2).

G. Uraian Prosedur Kerja
  1. Kepala Sekolah membentuk dan menugaskan tim kerja untuk menyusun program pemanfaatan TIK dalam penilaian;
  2. sekurang-kurangnya memuat:Kepala Sekolah memberikan arahan teknis tentang pemanfaatan TIK dalam penilaian, a. Dasar Pelaksanaan Kegiatan, b. Tujuan yang ingin Dicapai, c. Manfaat Kegiatan, d. Hasil yang Diharapkan, e. Unsur-unsur yang Terlibat dan Uraian Tugas
  3. Tim Kerja bersama guru TIK melakukan analisis kebutuhan dalam penilaian yang dapat memanfaatkan TIK. Analisis kebutuhan mencakup: a. Analisis jumlah guru yang sudah mampu menggunakan program Ms khususnya Ms-Excel; b. Analisis terhadap tugas-tugas guru yang dapat dikerjakan menggunakan Ms-Excel berkaitan dengan penilaian; c. Analisis terhadap kebutuhan waktu, sarana dan prasarana untuk melaksanakan kegiatan.
  4. Tim Kerja bersama guru TIK mengidentifikasi pemanfaatan TIK dalam penilaian;
  5. Tim Kerja bersama guru TIK menyusun program pemanfaatan TIK dalam penilaian yang meliputi seluruh kegiatan penilaian yang memungkinkan pemanfaatan TIK;
  6. Kepala sekolah mengesahkan program pemanfaatan TIK dalam penilaian yang telah disusun oleh tim kerja dan guru TIK;
  7. Guru TIK melatih pemanfaatan TIK (Ms Excel) dalam penilaian, yang mencakup: a. Menentukan KKM mata pelajaran; b. Pengelolaan nilai (perhitungan rata-rata nilai ulangan); c. Menentukan nilai maksimum, minimum, dan standar deviasinya; d. Melakukan analis butir soal secara kuantitatif; e. Menyusun keterangan dalam buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD); f. Menyusun soal yang berbasis TIK Interaktif.
  8. Guru/MGMP mengikuti pelatihan pemanfaatan TIK (Ms Excel) dalam penilaian.

Rabu, 17 Maret 2010

DIKLAT GEOGRAFI SMA JENJANG LANJUT






Mutu pendidikan di sekolah dapat dicapai apabila mampu menyediakan dan mendayagunakan sumber-sumber daya pendidikan guna meningkatkan kemampuan belajar siswa, yang terdiri atas komponen input manajemen dan komponen proses pendidikan, terutama proses pembelajaran. Dengan menggunakan kerangka pikir ini, upaya peningkatan mutu guru merupakan cara yang strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Meningkatkan mutu profesionalisme guru dapat diupayakan dengan cara meningkatkan kompetensi guru yang terdiri atas aspek personal, sosial, pedagogik dan akademik. Salah satu aspek kompetensi profesional yang paling diperlukan adalah kompetensi dalam hal penguasaan materi dan pembelajaran.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka pertama-tama yang menjadi obyek pembaharuan ialah guru melalui berbagai peningkatan kompetensi. Salah satu peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan bagi guru. Oleh sebab itu untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan pendidikan dan pelatihan bagi guru Mata Pelajaran Geografi SMA secara terprogram, terarah, terkoordinasi, dan berkesinambungan.
Berdasarkan hal tersebut P4TK PKn dan IPS Malang menyelenggarakan diklat untuk Geografi SMA Jenjang Lanjut yang pesertanya adalah guru Geografi SMA yang telah mengikuti Diklat Guru Geografi SMA Jenjang Dasar serta telah menyerahkan hasil pengimbasan di daerah.
Diselenggarakan Diklat Geografi SMA Jenjang Lanjut karena adanya keluasan dan kedalaman materi geografi yang harus dikuasai guru Geografi SMA, sehingga dipandang tidak cukup jika guru hanya menguasai pengetahuan dasar saja sebagai kompetensi akademik.
Selain itu perlu adanya pembinaan guru Geografi SMA dalam mengembangkan kompetensi lainnya, yaitu pedagogik yang sesuai dengan tuntutan IPTEK dan Seni.
Diklat Geografi SMA Jenjang Lanjut yang berlangsung dari tgl 10 s/d 23 Maret 2010 diikuti oleh 43 peserta dari seluruh Indonesia ini bertujuan untuk menambah wawasan guru tentang kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, peningkatan profesionalisme dan etos kerja, mengimplementasikan KTSP, kemampuan menyusun silabus mapel Geografi, kemampuan dalam pengembangan sistem penilaian mapel Geografi, mengembangkan metode pembelajaran Geografi, menyusun RPP, mengembangkan media pembelajaran dan kemampuan melakukan kegiatan penelitian.
Adapun peserta Diklat Geografi SMA Jenjang Lanjut adalah sbb : 1. Tjatur Rosediany (SMAN 1 Bangkalan), 2. Mulyanto, S.Pd (SMAN 12 Jakarta), 3. Indarwanti (SMAN 1 Samarinda), 4. Parji Susanta (SMAN 1 Curup), 5. Khairun Nisa (SMAN 3 Mataram), 6. Firdaus, M.Pd (SMAN 3 Parangloe, Gowa), 7. Afiffudin Daud (SMAN 3 Banda Aceh), 8. Hazwan Honi, S.Pd (SMAN 2 Bengkulu), 9. Nurlan Siboro, S.Pd (SMAN 3 Bengkulu), 10. Rijal, S.Pd, M.Pd (SMAN Gorontalo), 11. Wahyu Setya Nugraha (SMAN 1 Magelang), 12. Puji Lestari, S.Pd (SMAN 1 Magelang), 13. Wahyudi,S.Pd (SMAN 1 Kamal), 14. Masdub, S.Ag (SMAN 1 Muaro Kapuas), 15.

Senin, 22 Februari 2010

STRATEGI MENGHADAPI UJIAN NASIONAL




Ujian Nasional sudah diambang pintu. Tanggal 22 s/d 26 Maret 2010 siswa kelas XII akan menghadapi Ujian Nasional. Persiapan untuk menghadapi ujian adalah hal yang paling penting untuk menentukan kesiapan dalam mengerjakan semua soal yang ada.

Berikut ini ada 10 tips untuk membantu adik-adik kita yang masih duduk di bangku sekolah dalam mengerjakan ujian:

1. Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang Anda butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, Andas, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantu Anda untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.


2. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan diri Anda bahwa Anda sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

3. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan Anda mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

4. Preview soal-soal ujian Anda dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika Anda membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

5. Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang Anda ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya Anda kerjakan adalah:
- soal paling sulit
- yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
- memiliki nilai terkecil

6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ ditebak.
Mula-mula, abaikan jawaban yang Anda tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat Anda abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika Anda tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawaban Anda biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila Anda yakin akan koreksi yang Anda lakukan.

7. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin Anda tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak Anda diskusikan dulu.

8. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokok Anda pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esai Anda. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poin Anda dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatan Anda.

9. Sisihkan 10% waktu Anda untuk memeriksa ulang jawaban Anda.
Periksa jawaban Anda; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah Anda menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa Anda telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawaban Anda untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematiAnda yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

10. Analisis hasil ujian Anda.
Setiap ujian dapat membantu Anda dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai dengan Anda. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

Perlu diingat, belajarlah jauh-jauh hari sebelum hari ujian tiba. Usahakan jangan menggunakan sistem kebut semalam. Justru pada hari-hari mendekati ujian, badan dan pikiran harus rileks, makanlah makanan yang bergizi.