GEOGRAFI
WAHANA KOMUNITAS GEOGRAFI SMA
Senin, 14 Februari 2022
Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar yang diacu dalam pengembangan kurikulum adalah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kecuali bagi pendidikan anak usia dini. Standar kompetensi lulusan pada pendidikan anak usia dini merupakan standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini.
SKL dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi yang terdiri dari 8 (delapan) kompetensi. 6 (Enam) kompetensi menjadi ciri-ciri profil pelajar Pancasila, yang mencerminkan kualitas generasi yang sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional serta pandangan dan cita-cita para pendiri bangsa. Adapun 2 (dua) kompetensi lainnya yakni literasi dan numerasi.
Standar Isi
Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Penyusunan Standar Isi dilakukan dengan merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kompetensi Peserta Didik sesuai standar kompetensi lulusan, melakukan penyesuaian dengan kemajuan pembelajaran (learning progression) Peserta Didik pada setiap jenjang, merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran yang memberikan fleksibilitas kepada pendidik untuk memfasilitasi Peserta Didik mengembangkan kompetensinya, serta mengadopsi prinsip diferensiasi dalam mengembangkan ruang lingkup materi pembelajaran.
Standar Proses
Standar Proses digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Standar Proses meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas merumuskan tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran, merumuskan cara atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan belajar, dan merumuskan cara menilai ketercapaian tujuan belajar. Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang fleksibel, jelas, dan sederhana tetapi tidak terikat pada bentuk/format tertentu.
Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Penilaian proses pembelajaran merupakan asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan dengan merefleksikan hasil belajar peserta didik. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran, selain dilaksanakan oleh pendidik yang bersangkutan dapat dilaksanakan oleh sesama pendidik, kepala satuan pendidikan, dan/atau peserta didik.
Standar Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan digunakan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik secara berkeadilan, objektif, dan edukatif. Penilaian hasil belajar peserta didik berbentuk penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan melalui mekanisme yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Penilaian sumatif pada pendidikan anak usia dini digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan sebelum, selama proses, dan/atau setelah pembelajaran yang diolah secara kualitatif dan/atau kuantitatif dan dituangkan dalam laporan kemajuan belajar sebagai laporan hasil belajar dalam bentuk rapor yang disusun berdasarkan dokumentasi hasil penilaian berupa portofolio, pameran hasil karya, dan unjuk kerja.
Rapor memuat komponen antara lain: identitas satuan pendidikan; identitas peserta didik; kelas; tahun pelajaran dan semester; mata pelajaran; hasil penilaian; catatan guru; kehadiran; dan kegiatan ekstrakurikuler.
Jumat, 18 Maret 2016
Hari ini, 18, Maret 2016, Nusa Gates merilis aplikasi terbaru. Yaitu
kamus geografi berbasis desktop. Kamus ini dibuat dengan teknologi Java,
menggunakan alat penyimpanan database Sqlite untuk menghemat space
memory.
Kamus Geografi versi desktop ini berisi kurang lebih 1700 term, singkatan, ataupun hal-hal lain yang berhubungan dengan geografi.
http://www.mediafire.com/download/okfzlucizfipid7/Kamus+Geografi.zip
Kamus Geografi versi desktop ini berisi kurang lebih 1700 term, singkatan, ataupun hal-hal lain yang berhubungan dengan geografi.
Spesifikasi kamus geografi versi desktop ini antara lain:
- Pencarian kata/istilah dalam geografi dengan huruf besar, kecil, atau kombinasi keduanya tidak dibedakan. Dalam kata lain, ketiganya akan memberikan hasil yang sama.
- Daftar kata mirip-awalan. Fitur ini berisi daftar kata/frasa yang memiliki awalan sesuai kata yang dicari. Misalnya pengguna mencari kata hujan, maka fitur ini akan menampilkan kata/frasa yang berawalan dengan kata hujan. Contoh: hujan buatan, hujan asam, dll. Daftar kata ini disortir berdasarkan abjad.
- Daftar kata mirip-akhiran. Fitur ini berisi daftar kata yang memiliki akhiran sesuai dengan kata yang dicari. Misalnya pengguna mencari kata hujan, maka fitur ini akan menampilkan daftar kata yang berakhiran dengan kata hujan. Contoh Curah hujan, musim penghujan. dll.
- Daftar kata mirip (aalan maupun akhiran) hanya akan muncul ketika kata yang dicari lebih dari 2 huruf. Jika pencarian hanya menggunakan kata kunci yang terdiri dari 2 huruf, maka kata mirip tidak akan muncul.
Screenshoot
Demonstrasi pencarian kata hujan |
Demonstrasi pencarian kata batuan. |
Versi selanjutnya:
Update kamus pada versi selanjutnya rencananya akan ditambah fitur-fitur sebagai berikut:
- Pengguna bisa menambahkan kata/istilah/singkatan dan definisinya ke dalam database kamus.
- Pengguna tidak perlu update sistem secara keseluruhan. Pengguna bisa update databasenya saja melalui server yang central. Bisa dibuat autoupdate jika ada pembaharuan database.
- Pengguna bisa berbagi database yang telah dikustomisasi kepada pengguna lain atau kepada developer untuk diincludkan ke dalam database pusat.
http://www.mediafire.com/download/okfzlucizfipid7/Kamus+Geografi.zip
Sabtu, 26 April 2014
Sistem Isometrik
Sistem Isometrik adalah
sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga dimensi. Sistem ini
tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut
potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari berbagai
sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang membuatnya
lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat pada
struktur tiga dimensinya yang sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama
untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya,
sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a1 = a2 = a3,
yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3.
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain
(90˚).
Sistem Isometrik memiliki
perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga
ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Sudut
antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o,
sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2
= 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap
sumbu –a2. Perhatikan gambar sistem kristal Isometrik dibawah ini :
Tipe kristal ini memeiliki tiga sumbu yang
saling berpotongan membentuk sudut siku – siku, dan ketiganya memiliki panjang
yang sama. Pirit (Fe2S3, salah satu mineral besi)
dan Kristal Halit (NaCl, garam) merupakan contoh
dari kristal yang berbentuk isometrik, contoh lain dari sistem kristal
isometrik adalah seperti; Gold, Diamond,
Sphalerite, Galena, Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan
lain-lain.
Jumat, 28 Maret 2014
Sebentar lagi kita memperingati Hari Bumi setiap 22 April untuk
kembali diingatkan tentang perlunya menyelamatkan bumi kita. Untuk
renungan bersama, coba kita lihat fakta seperti apa pemanasan global
yang terjadi saat ini. Pemanasan global (global warming) sering kita
dengar dan sering dipersalahkan sebagai penyebab perubahan iklim yang
terkait dengan bencana meteorologis. Sebenarnya yang kita nilai sebagai
bencana hanyalah cara alam mengembalikan kesetimbangan karena adanya
ketidakstabilan, sebagian besar karena ulah manusia (antropogenik).
Emisi karbon dioksida (CO2) dari industri, transportasi, dan kegiatan rumahtangga terus meningkat dan hutan-hutan sebagai penyerap CO2 makin gundul. Bumi hanya melaksanakan sunatullah (hukum alam) bahwa kandungan CO2 yang makin tinggi akan menyebabkan panas di bumi akan tertahan di atmosfer. Ya, bumi akan makin panas. Itulah yang dikenal sebagai pemanasan global atau global warming.
Kita tahu, sumber utama energi di bumi adalah radiasi matahari. Pemanasan oleh matahari yang secara reguler berpindah ke utara-selatan menyebabkan perubahan pola pemanasan yang berkait dengan pola angin dan curah hujan. Itulah perubahan musim. Namun dengan adanya panas yang terperangkap di atmosfer akibat pemanasan global, pola dinamika atmosfer itu menjadi berubah. Alam membuat kesetimbangan baru. Bukan lagi keteraturan yang biasa kita alami, ada anomali (penyimpangan).
Emisi karbon dioksida (CO2) dari industri, transportasi, dan kegiatan rumahtangga terus meningkat dan hutan-hutan sebagai penyerap CO2 makin gundul. Bumi hanya melaksanakan sunatullah (hukum alam) bahwa kandungan CO2 yang makin tinggi akan menyebabkan panas di bumi akan tertahan di atmosfer. Ya, bumi akan makin panas. Itulah yang dikenal sebagai pemanasan global atau global warming.
Kita tahu, sumber utama energi di bumi adalah radiasi matahari. Pemanasan oleh matahari yang secara reguler berpindah ke utara-selatan menyebabkan perubahan pola pemanasan yang berkait dengan pola angin dan curah hujan. Itulah perubahan musim. Namun dengan adanya panas yang terperangkap di atmosfer akibat pemanasan global, pola dinamika atmosfer itu menjadi berubah. Alam membuat kesetimbangan baru. Bukan lagi keteraturan yang biasa kita alami, ada anomali (penyimpangan).
Matahari atau bulan kadang-kadang tampak gelap sebagian atau seluruhnya. Ketampakan gelap di matahari itu di sebut gerhana matahari. Sedangkan gerhana bulan
adalah ketampakan gelap di bulan saat purnama. Kita sudah mengetahui
bahwa bumi mengitari matahari. Sementara itu bulan mengitari bumi.
Akibatnya bulan kadang-kadang berada di antara matahari dan bumi. Pada
saat lain bumi yang berada di antara matahari dan bulan.
Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, ketiganya belum tentu segaris. Bulan mungkin berada lebih ke Selatan, mungkin pula lebih ke Utara dari garis hubung antara matahari dan bumi. Bila suatu saat bulan berada tepat segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi. Ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Tidak semua wilayah di permukaan bumi yang bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh bayangan bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.
Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, ketiganya belum tentu segaris. Bulan mungkin berada lebih ke Selatan, mungkin pula lebih ke Utara dari garis hubung antara matahari dan bumi. Bila suatu saat bulan berada tepat segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi. Ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Tidak semua wilayah di permukaan bumi yang bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh bayangan bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.
(Skematik gerhana matahari, gambar dari NASA)
Kamis, 27 Maret 2014
Ketika
kita melihat langit malam, akan kita dapati bermacam benda langit yang
terangnya berbeda-beda. Bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui
perbandingan terang antara objek yang satu dengan yang lain? Di astronomi,
kecerlangan benda langit dinyatakan dengan skala magnitudo. Dengan sistem ini
juga, kita dapat menghitung perbandingan kecerlangan dua benda langit yang
berbeda. Lalu bagaimana sistem magnitudo ini bekerja?
Jaman dahulu ketika belum ada listrik dan lampu, penduduk/perumahan belum banyak, lingkungan sekitar tidaklah seterang sekarang. Malam hari menjadi sangat gelap sehingga langit malam tampak lebih indah karena tidak ada polusi cahaya. Ketika cuaca cerah, orang dapat menikmati hiburan yang menakjubkan di layar lebar langit malam. Ribuan bintang, nebula dan gugus bintang yang terlihat sebagai awan kabut kecil, dan pita putih Bima Sakti, menghiasi angkasa. Sejarah ditemukannya sistem magnitudo untuk menentukan kecerlangan bintang dimulai dari kondisi seperti itu. Banyak yang bisa dilakukan dengan langit pada saat itu.
Sekitar
tahun 150 SM, seorang astronom Yunani bernama Hipparchus membuat sistem
klasifikasi kecerlangan bintang yang pertama.
Saat itu, ia mengelompokkan kecerlangan bintang menjadi enam kategori dalam bentuk yang kurang lebih seperti ini: paling terang, terang, tidak begitu terang, tidak begitu redup, redup dan paling redup. Hal tersebut dilakukannya dengan membuat katalog bintang yang pertama. Sistem tersebut kemudian berkembang dengan penambahan angka sebagai penentu kecerlangan. Yang paling terang memiliki nilai 1, berikutnya 2, 3, hingga yang paling redup bernilai 6. Klasifikasi inilah yang kemudian dikenal sebagai sistem magnitudo. Skala dalam sistem magnitudo ini terbalik sejak pertama kali dibuat. Semakin terang sebuah bintang, magnitudonya semakin kecil. Dan sebaliknya semakin redup bintang, magnitudonya semakin besar.
Saat itu, ia mengelompokkan kecerlangan bintang menjadi enam kategori dalam bentuk yang kurang lebih seperti ini: paling terang, terang, tidak begitu terang, tidak begitu redup, redup dan paling redup. Hal tersebut dilakukannya dengan membuat katalog bintang yang pertama. Sistem tersebut kemudian berkembang dengan penambahan angka sebagai penentu kecerlangan. Yang paling terang memiliki nilai 1, berikutnya 2, 3, hingga yang paling redup bernilai 6. Klasifikasi inilah yang kemudian dikenal sebagai sistem magnitudo. Skala dalam sistem magnitudo ini terbalik sejak pertama kali dibuat. Semakin terang sebuah bintang, magnitudonya semakin kecil. Dan sebaliknya semakin redup bintang, magnitudonya semakin besar.
Salah satu obyek paling menarik di langit malam bagi astronom
amatir adalah planet-planet besar di tata surya. Paling tidak, ada empat planet
utama yang bisa diamati dengan jelas, yakni Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.
Padahal, ada perbedaan mendasar antara planet dan bintang. Salah
satunya, bintang memancarkan cahaya sendiri (Matahari adalah sebuah bintang),
sedangkan planet terlihat bercahaya karena memantulkan cahaya Matahari (seperti
Bulan).
Bagaimanakah
sebenarnya para astronom untuk dapat menghitung dan mengetahui jarak
diantara benda-benda langit seperti bintang, planet, galaksi, dsb.
dengan menggunakan metode penentuan jarak bintang dan objek benda langit
lainnya para astronom dapat mengetahui jarak bintang dan benda langit
lainnya.
1. Mengukur Jarak Bintang Menggunakan Metode Paralaks
Paralaks
adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika sebuah benda yang
diam dilihat dari dua tempat yang berbeda . Kita bisa mengamati
bagaimana paralaks terjadi dengan cara yang
sederhana. Acungkan jari telunjuk pada jarak tertentu (misal 30 cm) di
depan
mata kita. Kemudian amati jari tersebut dengan satu mata saja secara
bergantian
antara mata kanan dan mata kiri. Jari kita yang diam akan tampak
berpindah
tempat karena arah pandang dari mata kanan berbeda dengan mata kiri
sehingga
terjadi perubahan pemandangan latar belakangnya. “Perpindahan” itulah
yang
menunjukkan adanya paralaks.
Kata Oseanografi di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris Oceanography, yang merupakan kata majemuk yang berasal dari kata ocean dan graphy dari Bahasa Yunani atau ―graphein‖ dari Bahasa Latin yang berarti menulis. Jadi, menurut arti katanya, Oseanografi berarti menulis tentang laut.
Selain Oseanografi kita juga sering mendengar kata Oseanologi. Kata Oseanologi di dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris Oceanology, yang juga merupakan kata majemuk yang berasal dari kata ocean dan logia dari Bahasa Yunani atau legein dari Bahasa Latin yang berarti berbicara. Dengan demikian, menurut arti katanya, Oseanologi berarti berbicara tentang laut.
Menurut Ingmanson dan Wallace (1973), akhiran grafi mengandung arti suatu proses menggambarkan, mendeskripsikan, atau melaporkan seperti tersirat dalam kata Biografi dan Geografi. Akhiran ologi mengandung arti sebagai suatu ilmu (science) atau cabang pengetahuan (knowlegde). Dengan demikian Oseanologi‖ berarti ilmu atau studi tentang laut, sedang Oseanografi berarti deskripsi tentang laut. Meskipun demikian, kedua kata itu sering dipakai dengan arti yang sama, yaitu berarti sebagai eksplorasi atau studi ilmiah tentang laut dan berbagai fenomenanya. Negara-negara Eropa Timur, China dan Rusia cenderung memakai kata Oseanologi, sedang negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung memakai kata Oseanografi.
Istilah Hidrografi yang berasal dari kata Bahasa Inggris Hydrography kadang-kadang digunakan secara keliru sebagai sinonim dari Oseanografi. Hidrografi terutama berkaitan dengan penggambaran garis pantai, topografi dasar laut, arus, dan pasang surut untuk penggunaan praktis dalam navigasi laut (Ingmanson dan Wallace, 1985). Oseanografi meliputi bidang ilmu yang lebih luas yang menggunakan prinsip-prinsip fisika, kimia, biologi, dan geologi dalam mempelajari laut secara keseluruhan.
Pernahkah
memperhatikan penampakkan bulan? Mengapa muka bulan yang dapat terlihat dari
bumi adalah setengah bulatan yang sama saja? Mengapa belahan bulan
lainnya tidak pernah terlihat? Bagaimana pola pergerakan bulan
dan hubungannnya dengan penampakkan wajahnya?
Sudah
menjadi pengetahuan umum bahwa bulan dikenal sebagai satelit bumi. Satelit
artinya pengikut, karena bulan selalu bergerak mengelilingi bumi. Sementara
bumi yang merupakan induk di dalam waktu sama juga bergerak dalam
orbitnya mengitari matahari.
Langganan:
Postingan (Atom)